Minggu, 23 Januari 2011

TEORI PIAGET TENTANG PERKEMBANGAN BAYI

Piaget yakin bahwa seorang anak  melalui serangkaian tahap pemikiran dari masa bayi hingga masa dewasa. kemampuan bayi melalui tahap-tahap tersebut berasal dari tekanan biologis untuk menyesuaikan diri (adapt) dengan lingkungan (melalui asimilasi dan akomodasi) dan adanya  perngorganisasian struktur berpikir. tahap-tahap pemikiran ini secara kualitatif bebrbeda dari setiap individu. cara anak berpikir pada suatu tahap tertentu sangat berbeda dengan cara berpikir pada tahap lain. ini bertentangan dengan pengukuran intelegensi terstandard dimana fokusnya adalah pada apa yang diketahui anak-anak, atau beberapa banyak yang dapat dijawab oleh anak-anak dengan benar (Ginsburg & Opper, 1988). menurut Piaget, perkembangan pemikiran dibagi kedalam empat tahap yang secara kualitatif sangat berbeda:
1. sensorik-motoris
2. pra operasional
3. operasional konkrit
4. operasional formal
1.Tahap Perkembangan Sensoris-Motoris
Menurut Piaget tahap sensori-motorik berlangsung dari kelahiran hingga kira-kira usia 2 tahun, sama dengan periode masa bayi. selama masa ini, perkembangan mental ditandai oleh kemajuan yang besar dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi melalui gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik -oleh karena itu, namanya sensori motorik ( Piaget, 1952) 

Menurut Piaget tahap ini dibagi lagi kedalam 6 sub tahap, yang masing-masing meliputi perubahan-perubahan kualitatif tahapan organisasi sensori motorik. Istilah skema (schema) mengacu kepada unit dasar atau suatu pola pemfungsian sensorik-motorik yang terorganisasi.ke-enam tahap sensori motorik yang  yang dimaksud adalah:
1. Refkek sederhana  (simple Reflexes) adalah sub thap sensoris motorik yang pertama Piaget, yang terjadi pada bulan pertama setelah kelahiran. pada sub tahap ini, alat dasar koordinasi sensasi dan aksi adalah melalui perilaku reflektif, seperti mencari dan mengisap, yang dimiliki bayi sejak lahir. (anatar 0- 1 bulan )
2. kebisasan-kebiasaan pertama dan reaksi sirkuler primer (first habits and primary circular rections) adalah sub tahap yang berkembang antara usia 1 dan 4 bulan. pada sub tahap ini, bayi belajar mengkoordinasikan sensasi dan tipe skema atau struktur - yaitu kebiasaan - kebiasaan dan reaksi-rekasi sirkular primer.      
 Rekasi sirkuler primer (primer sircular reaction), adalah suatu skema yang didasarkan pada usaha bayi untuk mereproduksi suatu peristiwa yang menarik atau menyenangkan yang pada mulanya terjadi secara kebetulan.
3. Reaksi sirkuler sekunder (secondary circular reaction) adalah sub tahap yang berkembang antara usia 4 sampai 8 bulan. pada sub tahap ini bayi semakin berorientasi atau berfokus pada benda di dunia, yang bergerak di dalam keasyikan dengan diri sendiri dalam interaksi sensori motorik.
4. Koordinasi reaksi sirkuler sekunder (coordination of secondary sircular reaction) adalah sub tahap sensori-motorik yang berkembang antara 8 dan 12 bulan.pada sub tahap ini, beberapa perubahan yang signifikan berlangsung yang meliputi koordinasi skema dan kesengajaan.
5. Rekasi sirkular tersier, kesenangan atas sesuatu yang baru, dan keingin tahuan (tertiary circular reactions, novelty, and curiosity) adlah sub tahap sensori -motorik yang berkembang anatara usia 12 dan 18 bulan. pada tahap ini, bayi semakin tergugugah minatnya oleh berbagai hal yang ada pada benda- benda itu dan oleh banyaknya hal yang dapat mereka lakukan pada benda - benda itu.
6. Internalisasi skema ( internalization of schemes), adalah sub tahap sensori motorik yang berkembang atara usia 18 dan 24 bulan. pada sub tahap ini fungsi mental bayi berubah dari suatu taraf sensori-motorik murni menjadi suatu taraf simbolis, dan bayi mulai mengembangkan kemampuan untuk menggunakan simbol-simbol primitif            

2. Tahap pra Operasional

Pada umur 2- 7 tahun anak sudah mulai menjelaskan dunia dengan kata-kata gambar, dan likisan. namun anak pra sekolah masih kurang mampu melakukan operasi (tindakan mental yang terinternalisasi) yang memungkinkan anak melakukan secara mental apa yang sebelumya hanya dilakukan secara fisik. akan tetapi beberapa hambatan pemikiran anak pada tahap ini adlah egosentrisme dan sentralisasi.

3. Tahap operasional Konkrit
 
Tahap ini berkisar pada usia 7- 11 tahun, anak dapat melakukan operasi dan penalaran logis menggantikan pikiran intuitif selama penalaran dapat diterapkan pada contoh kasus dan konkret, memahami konsep percakapan, mengorganisasikanobyek menjadi kelas-kelas hierarki (klasifikasi) dan menempatkan obyek-obyek dalam urutan (serialisasi)

4. Tahap Operasional Formal

Tahap ini berkisar antara 11- 15 tahun, individu lebih melampaui pengalaman konkrit dan berpikir abstrak, idealis, dan logis. berpikir lebih abstrak, remaja menciptakan bayangan situasi ideal, berpikir mengenai bagaimana orangtua yang seharusnya dan membandingkanorangtua mereka dengan standar ideal ini.
By: Hartono, mahasiswa Pasaca sarjana UNJ 2010/2011
   
   

Sabtu, 08 Januari 2011

KERANGKA PROSAL TESIS HARTONO

JUDUL PROPOSAL : HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP TINGKAHLAKU STIMULASI DINI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B.. PERUMUSAN MASALAH
C. PEMBATASAN MASALAH
D. MANFAAT  PENELITIAN

BAB II
KAJIAN TEORI
A. KONSEP PENGETAJUAN
B. KONSEP SIKAP
C. KONSEP TINGKAHLAKU
D. KONSEP MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-5 TAHUN


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. TUJUAN PENELITIAN
B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
C. METODE PENELITIAN
D. POPULASI DAN SAMPLING
E. TEKHNIK PENGUMPULAN DATA
F. INSTRUMEN PENELITIAN
G. TEKHNIK ANALISA DATA